Senin, 02 Juni 2014

CANDI GAYATRI/ BOYOLANGU ( Pedharmaan Putri Gayatri )

 Candi Gayatri adalah reruntuhan candi Hindu yang berada ditengah pemukiman penduduk di dusun Boyolangu, kalurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289 (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M), yang kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman kerajaan Majapahit.

Candi ini merupakan makam Gayatri yang juga bergelar Sri Rajapatni, istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangunArca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta JnyanawidiTelah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agamaLaksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda(Pupuh LXIX, Bait 1)

Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun(Pupuh LXIX, Bait 2)

Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir Bangunan baru Prajnyaparamitapuri Di Bayalangu yang baru saja dibangun (Pupuh LXXIV, Bait 1)

beliau adalah seorang putri Kertanegara, Raja terakhir Singosari. Keempat Tantri Kertanegara menikah dengan Raden Wijaya, Gayatri konon adalah yang termasur dan yang paling jelita. candi berbahan batu ini berdenah segi empat dengan tangga masuk dibagian barat. Di dalam kawasan candi ini terdapat satu candi induk dan dua candi perwara di sebelah selatan dan utaranya. Candi induk berukuran 11,40 m x 11,40 m, mempunyai arca Gayatri (arca wanita dari ratu Sri Rajapatni, nenek dari raja Hayam Wuruk)) dengan panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m.


Secara horizontal sisa bangunan itu terdiri atas sebuah Candi Induk dan dua Candi Perwara yang masing-masing berada dikiri kanannya ( utara dan selatan ). Candi tampak berpusat pada tokoh utama berupa arca wanita berukuran besar yang diletakkan pada candi induk. Arca tersebut berukuran tinggi 120 cm, lebar 112 cm dan tebal 100 cm. Tinggi lapik arca dengan lebar 168 cm dan tebal 140 cm. Saat ini arca tersebut di tempatkan di bawah naungan sebuah cungkup tanpa dinding. Pada dua umpak batu Candi induk terdapat tulisan angka tahun 1291 Ç ( 1369 M ) dan 1289 Ç ( 1367 M ).

Di Candi Perwara Utara terdapat dua Yoni yang masing ceratnya disangga oleh kepala naga, fragmen Arca Ganesa dan sebuah Jaladwara. Di Candi Perwara lainnya terdapat Arca Nandi ; Arca Dwarapala dan Arca Mahisasura Mandhini, kelengkapan candi tersebut berbahan batuan andesit, selain itu terdapat pula sumuran yang berada dibagian timur laut dari bangunan induk. Candi ini memiliki candi induk yang berukiran ruangan luas sekitar 10 x 10 meter, dan dua bangunan kecil disebelah kiri dan kanannya. Ada arca tanpa kepala, diperkirakan sebagai arca Sri Rajapatni yang diberkati oleh Pendeta Jnyanawidi.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar