Rabu, 09 Juli 2014
Candi Tawangalun
Candi Tawangalun merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit di kabupaten Sidoarjo,yang terletak di desa Buncitan kecamatan Sedati dengan koordinat 7°23'55"S 112°47'21"E
Mungkin di jika dari gambar serasa tidak sebegitu menarik di banding dengan candi lain pada umumnya,Namun apabila diamati secara detail nampak adanya tatanan arsitektur candi atau bangunan religious pada masa lalu
Untuk menemukan kawasan candi yang satu ini memang terbilang sedikit susah. Karena masyarakat sekitarpun jarang yang mengetahu tentang adanya candi Tawangalun.Banyak penduduk yang menunjukan desa Tawang Alun saat ditanyai.Jarak antara desa Tawang Alun dengan candi Tawang Alun terbilang cukup jauh sekitar 3 Km dari arah desa Tawang Alun kearah timur. Tepatnya candi Tawang Alun berada di desa Buncitan dan posisinya persis dibelakang kompleks Akademi Perikanan Sidoarjo (APS) Buncitan kecamatan Sedati.
Dalam perjalanan menuju Candi Tawangalun anda akan melihat banyak banyak tambak dan yang sebetulnya di dalam tambak itu ada banyak tatanan batu – batu petilasan.Ketika memasuki kawasan Candi Tawangalun pengunjung juga akan disambut oleh bau belerang yang sedikit terasa di hidung. Karena tanah lokasi candi Tawang Alun berada diatas gunung kecil yang mengeluarkan lumpur panas, air panas dan uap air panasnya mirip lava gunung berapi. Tak terhindarkan anda akan mendapati suasana sejuk,tenang juga akan terasa di sana.Kawasan Candi Tawangalun juga sangat cocok bagi pengunjung yang suka dengan photografi,karena dengan sedikit sentuhan profesional akan menghasilkan gambar yang bagus.
Jika berbicara mengenai candi tersebut , akan terasa sangat kental dengan cerita sejarah dibangunya Candi Tawangalun masih terkait dengan raja Majapahit. Dahulu kala pada zaman kerajaan Majapahit saat pemerintahan Prabu Brawijaya II ada sebuah desa di tawang alun ada raksaksa sakti yang belum dapat di kalahkan oleh pasukan Majapahit ,raksaksa tersebut bernama Resi Tawangalun. Resi Tawangalun mempunyai anak perempuan,ketika beranjak dewasa anak perempuanya mempunyai perasaan pada sang Prabu , untuk mewujudkan keinginan anaknya Resi Tawangalun menyulap anaknya menjadi putri yang sangat cantik .Kecantikan wajahnya membuat Putri Alun anak dari raksaksa terkenal ke pelosok negeri.
Suatu ketika karena keegoisan sang raja Brawijaya beliau mempersunting putri Alun untuk menjadi selirnya, lama kelamaan sifat asli putri Alun muncul dan terlihat oleh orang istana ketika Putri Alun melihat daging yang berada di depannya dan dia memakan menta-menta daging tersebut. Kabar berita kalau puti Alun memakan daging mentah tersebut sampai di telinga Sang Raja, Raja Brawijaya marah dan kesal saat mendengar kabar tersebut, tanpa pikir lagi sang raja mengusir putri Alun dari istana dalam keadaan hamil tua.
Putri alun sangat sedih , dia pun kembali tinggal bersama ayahnya. Di sana dia melahirkan seorang anak yang diberi nama Aryo Damar.Aryo Damar tumbuh di asuh oleh Ibu dan kakeknya. Pada suatu waktu,ketika Aryo Damar telah beranjak dewasa dia bertanya-tanya kepada ibunya siapa sebenarnya ayah kandungnya,merasa sudah cukup umur akhirnya Putri Alun menceritakan bahwa sang Prabu Brawajaya II itu adalah ayah kandungnya. Setelah mengetahui ayah kandungnya Aryo Damarpun meminta izin untuk pergi menemuai ayahnya.
Ketika Ario Damar sampai di Majapahit dan bisa menghadap rapa Brawijaya,Ario Damar mengaku bahwa dia adalah anak raja Brawijaya dari selir putri alun , raja Brawijaya tidak mau mengakui dia sebagai anak karena masih dendam telah ditipu.Raja pun memberi syarat yang mustahil untuk di penuhi Ario Damar agar diakui sebagai anak. Syarat pertama adalah membuat damar (lampu) yang tidak ada gantunganya, karena Ario Damar keturunan orang sakti dia bisa membuat damar dari besi yang tidak ada gantunganya.
Sang prabu belum bisa menerimanya dan memberitahukan syarat yang kedua , yaitu mencari dan membawa tanah dari tempat asalnya (tanah tandus,sedati) yang harus sama dengan tanah yang berada di kerajaan (tanah subur,trowulan). Ario Damar berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan bantuan kakeknya.Raja Brawijaya semakin kesal dengan Resi Tawangalun karena telah turut membantu cucunya, Raja memberitahukan syarat yang terakhir yaitu,jiki dia (Ario Damar) bisa membunuh Resi Tawangalun maka Ario Damar akan diakui sebagai anaknya.
Sebenarnya Ario Damar bisa melaksanakan tugas tersebut akan tetapi dia bingung harus bagaimana.Putrri Alun prihatin terhadap nasib anaknya dan mendirikan sebuah candi sebagai wujud rasa kasihnya terhadap Ario Damar. Ario Damar masuk kedalam candi yang memang khusus di buat untuk mendekatkan diri kepada tuhan, Ario Damar berfikir tentang makna-makna kehidupan dan juga pilihan-pilihan yang harus dia pilih, karena terlalu lamanya bertapa di dalam candi sampai-sampai hilang (mukso).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar