Rabu, 09 Juli 2014
Candi Bangkal
Berada diantara sawah/kebun milik penduduk, lokasi Candi Bangkal ini masih mudah dikunjungi dikarenakan letaknya tidak jauh berada dari jalan desa yang masih bisa dilalui kendaraan roda empat. Sebuah jalan dari semen menghubungkan antara pintu masuk objek candi Bangkal dengan jalan desa tersebut. Sempat salah ambil jalan ketika mencoba mencari letak dari candi ini, dikarenakan peta umum yang ada/dijual di toko buku, tidak memberikan gambaran lokasinya secara tepat. Untunglah bentuknya yang unik dan tinggi dengan dominasi warna merah menjadikannya terlihat cukup jelas diantara warna hijau sawah dan peohonan dari kejauhan.
Kondisi candi yang terletak di Desa Kambangsari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ini sudah rusak cukup parah. Batu bata merah yang merupakan bahan utama penyusun candi ini nampak mulai banyak yang terkikis/terpotong/cuil di beberapa sudutnya. Meskipun demikian secara keseluruhan bentuk candi ini masih terlihat cukup jelas hanya saja pada bagian atasnya, sepertinya tidak utuh lagi mungkin pernah runtuh sebelumnya. Relief-relief yang berada pada dinding kaki candi masih bisa terlihat cukup jelas, dan juga beberapa arca banaspati yang ada pada dinding badan candi masih terlihat menempel pada tempatnya. Total terdapat enam arca banaspati dengan 3 pada bagian pintu masuk (barat), dan masing-masing satu buah pada sisi-sisi lainnya.
Pada bagian dalam candi, yakni dibagian tengah atasnya masih terpampang relief Batara Surya yang mengendarai seekor kuda. Relief ini mengingatkan saya pada relief serupa yang pernah saya lihat pada Candi Jawi dan Candi Badut. Suatu hal yang menarik mengingat Candi Jawi dan Candi Badut tersusun dari batuan andesit, berbeda dengan Candi Bangkal yang tersusun dari bata merah, tapi kedua candi ini memiliki "tema" yang sama pada bagian atas-tengah-dalam candi.
Sebelah muka atau bagian barat dari candi ini masih terdapat setumpuk batu bata yang diperkirakan dulunya merupakan bagian pintu gerbang dari Candi Bangkal. Sedangkan disisi utara dari candi ini masih terdapat sejumlah batuan andesit yang berserakan dengan bentuk-bentuk khusus. Kemungkinan batuan andesit ini diperkirakan merupakan bagian hiasan dan atas candi.
Candi Bangkal diperkirakan dibangun antara abad ke 13 dan 14 Masehi, dimana pada masa tersebut terjadi pergeseran kekukasaan dari wilayah tengah jawa ke bagian timur jawa, seiring dengan dominasi kekuasaan Majapahit pada abad itu. Seperti umumnya candi-candi lain, Candi Bangkal memiliki pola simetris pada arsitekturnya. Bentuknya yang ramping dan menjulang tinggi merupakan ciri khas dari candi-candi di Jawa Timur, berbeda dengan candi yang di Jawa Tengah yang meskipun sama-sama memiliki pola
simetris namun memiliki bentuk yang lebih tambun. Bentuk yang tinggi dan ramping ini menyebabkan candi-candi di Jawa Timur sangat rentan dari runtuh bila terjadi gempa bumi. Candi Bangkal dan juga candi-candi lain (Candi Ngetos, Sawentar dan Sumberjati) diperkirakan memiliki bagian atap yang tinggi namun telah runtuh akibat gempa bumi.
Berada di antara sawah/kebun punduduk, nampak menjadikan objek arkeologi ini sepi dari kunjungan. Beberapa ekor kambing nampak asik merumput tak jauh dari sisi candi, sementara bagian dasar candi yang becek karena tergenang air semakin mengurangi keinginan untuk mencoba mendekati candi. Sebuah sarang tawon pada bagian atas pintu masuk candi ini semakin mempertegas bahwa candi ini memang relatif jarang di kunjungi oleh wisatawan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar