Minggu, 01 Juni 2014

Pesona Candi brahu



Candi brahu terletak di desa Bejijong,kec. Trowulan,kab. Mojokerto. Seperti bangunan-banguan kuno yang terdapat di Trowulan. Candi Brahu terbuat dari bata yang direkatkan stu sama lain dengan sistem gosok. Denah bangunan bujur sangkar dan arah hadapnya ke barat dengan azimut 2270. Ukuran bangunan : tinggi 25,7m serta lebar 20,70 m.

Struktur bagngunan candi terdiri dari kaki,tubuh dan atap. Kaki candi terdiri dari bingkai bawah,tubuh serta bingkai atas. Bingaki tersebut terdiri dari palipit rata, sisi genta dan setengah lingkaran. Dari penelitian yang terdapat pada kaki candi diketahui terdapat susunan bata yang strukturnya terpisah, di duga sebagai kaki candi yang dibangun pada masa sebelumnya. Ukuran kaki candi lama ini 17x17m dengan demikian struktur kaki yang tampak sekarang merupakan tambhan dari bangunan sebelumnya. Kaki candi Brahu terdiri dari dua tingkat dengan selasarnya serta tangga di sisi barat yang belum diketahui bentuknya dengan jelas. Bagian tubuh candi Brahu sebagian   merupakan batu yang dipasang pada masa pemerintahan Belanda.

Denah candi brahu berukuran 10×10,50 m dan tinggi 9,6 m. Di dalamnya terdapat bilik berukuran 4×4 m, namun kondisilantainya telah rusak. Pada waktu pembongkaran struktur bata pada bilik ini ditemukan sisa-sisa arang yang kemudian di analisa di pusat penelitian Badan Tenaga Atom Nasional(BATAN) Yogyakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa pertanggalan radio carbon arang candi Brahu berasal dari massa antara tahun 1410 hingga 1646.

Atap candi brahu tingginya kurang lebih 6 m. Pada sudut tenggara atap terdapat sisa hiasan berdenah lingkaran yang diduga sebagai bentuk stupa. Berdasar gaya bangunan serta profil sisa hiasan berdenah lingkaran pada atap candi yang diduga sebagai bentuk stupa para ahli menduga bahwa candi brahu bersifat Budhis. Selain itu diperkirakan candi brahu umurnya lebih tua dibandingkan dengan candi-candi yang ada di situs Trowulan. Dasar dugaan ini adalah prasasti alasantan yang ditemukan tidah jauh dari candi brahu. Prasati tersebut dikeluarkan oleh raja Mpu Sendok pada tahun 861 C atau 939 M, di antar isinya menyebutkan nama sebuah bangunan suci yaitu waharu atau warahu. Nama inilah yang diduga sebagai asal nama candi brahu sekarang. Candi brahu dipugar pada tahun anggaran 1990/1991 s/d 1994/1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar