Senin, 02 Juni 2014

Museum Trowulan




SEJARAH MUSEUM MAJAPAHIT
Pada tanggal 24 April 1924 R.A.A. Kromodjojo adinegoro salah seorang bupati Mojokerto yang bekerjasama denagn Ir. Henry macline Pont seorang arsitek belanda mendirikan Oudheeidkundige Vereeneging Majapahit (OVM) yaitu suatu perkumpulan yang bertujuanuntuk meneliti peninggalan-peninggalan majapahit. OVM menempati sebuah rumah di situs trowulan yang terletak di jalan raya jurusan Mojokerto-Jombang km 13 untuk menyimpan artefak-artefak yang diproleh baik melalui penggalian, survei maupun penemuan secara tak sengaja. Mengingat banyaknya artefak yang layak untuk dipamerkan, amaka direncanakan untuk membangun sebuah museum yang terealisasi pada tahun 1926 dan dikenal dengan nama Museum Trowulan.

Pada tahun 1942 museum ditutup untuk umum karena Maclaine Pont ditawan Jepang. Sejk itu Museum berpindah-pindah tangan dan akhirnya dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur. Tugas kantor tersebut tidak hanya melaksanakan perlindungan terhadap benda cagarbudaya peninggalan Majapahit saja, tetapi seluruh peninggalan kuno yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Oleh karena itu koleksinya semakin bertambag banyak. Untuk mengatasi hal tersebut museum dipindahkan ke tempat yang lebih luas, namun masih berada di kawasan situs Trowulan

Berdasarkan fungsinya, Museum trowuln kemudian diberi nama sebagai Balai penyelamatan Arca Bp3 Jatim. Mengingat kebutuhan akan informasi yang semakin lama semakin meningkst dari masyarakt tentang Majapahit. Walaupun terjasdi perubahan, namun pada prinsipnya hal tersebut tidak merubah fungsinya secara signifikan, yaitu sebagai sebuah Museum dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di jawa Timur. Untuk menampung bnda cagar budaya yang setap tahun terus bertambah dan untuk meningkatkan pelayanan sajian kepada masyarakat, maka Bp3 Jatim melakukan pembenahan terhadap Museum Trowulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar