Semua
diawali dari Gapura Wringin Lawang. Sebuah gapura megah yang terletak
di sisi paling utara dari bekas kompleks Majapahit. Gapura yang
merupakan pintu gerbang ke ibukota Majapahit, tersusun dari susunan bata
yang kini menjadi platform gapura di Jawa Timur. Sebuah ciri arsitektur
vernakular yang bertahan berabad-abad lamanya. Gapura ini bernama
Wringin Lawang (harafiahnya berarti “beringin pintu”),
karena dulunya terdapat pasangan beringin yang merangkai Gapura membentuk satu jejalur lurus untuk mengarahkan orang-orang yang datang ke Majapahit. Kini, hanya sisa dari Gapura yang telah direstorasi dengan bata merah dari era modern mampu menceritakan keagungan Majapahit. Skala gigantis dari gapura ini (yang mengakibatkan banyak orang menafsirkannya sebagai “candi”) menunjukkan kredibilitas kerajaan yang memunculkan nama tenar seperti Hayam Wuruk atau Tribuana Tungga Dewi tersebut. Namun penafisran paling populer justru menyebut bahwa gerbang ini merupakan jalan masuk ke kediaman mahapatih Gajahmada.
karena dulunya terdapat pasangan beringin yang merangkai Gapura membentuk satu jejalur lurus untuk mengarahkan orang-orang yang datang ke Majapahit. Kini, hanya sisa dari Gapura yang telah direstorasi dengan bata merah dari era modern mampu menceritakan keagungan Majapahit. Skala gigantis dari gapura ini (yang mengakibatkan banyak orang menafsirkannya sebagai “candi”) menunjukkan kredibilitas kerajaan yang memunculkan nama tenar seperti Hayam Wuruk atau Tribuana Tungga Dewi tersebut. Namun penafisran paling populer justru menyebut bahwa gerbang ini merupakan jalan masuk ke kediaman mahapatih Gajahmada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar